Efek Induksi
1. Efek Induksi
Sebuah efek induktif adalah tarikan kerapatan
elektron melalui obligasi s disebabkan oleh perbedaan
elektronegativitas dalam atom.
Pada contoh di bawah ini, ketika kita membandingkan acidities etanol dan 2,2,2-Trifluoroethanol, kami mencatat bahwa yang kanan lebih asam dibandingkan yang sebelumnya.
Dalam
suatu ikatan kovalen tunggal dari atom yang tak sejenis, pasangan electron yang
membentuk ikatan sigma, tidak pernah terbagi secara merata di antara kedua
atom. Electron memiliki kecenderungan untuk tertarik sedikit ataupun banyak kea
rah atom yang lebih elektronegatif dari keduanya. Misalnya dalam suatu alkil
klorida, kerapatan electron cenderung lebih besar pada daerah didekat atom Cl
daripada atom C. sebagai penunjuk bahwa atom yang satu lebih elektronegatif,
secara umum dituliskan sebagai berikut:
Jika
atom karbon terikat pada klorin dan ia sendiri berikatan pada atom karbon
selanjutnya, efek induksi dapat diteruskan pada karbon tetangganya.
Akibat
dari pengaruh atom klorin, electron pada ikatan karbon klorin didermakan
sebagian ke klorin, sehingga menyebabkan C1 sedikit kekurangan electron.
Keadaan C1 ini menyebabkan C2 mesti mendermakan juga sebagian elektronnya pada
ikatan C2 dengan C1 agar menutupi kekurangan electron di C1. Begitu seterusnya.
Namun, efek ini dapat hilang pada suatu ikatan jenuh (ikatan rangkap), efek
induktif ini juga semakin mengecil jika melewati C2. Pengaruh distribusi
electron pada ikatan sigma ini dikenal sebagai efek induksi.
Sebagai
perbandingan relatifitas efek induksi, kita memilih atom hydrogen sebagai
molekul standarnya, misalnya CR3-H.
- Jika ketika atom H dalam molekul ini diganti
dengan Z (atom ataupun gugus), kemudian kerapatan electron pada bagian CR3pada
molekul ini berkurang daripadadalam CR3-H, maka Z dapat dikatakan
memiliki suatu efek – I (efek penarik electron / electron-withdrawing /
electron-attracting). Contoh gugus dan atom yang memiliki efek – I: NO2,
F, Cl, Br, I, OH, C6H5-.
- Jika kerapatan electron dalam CR3 bertambah
besar dari pada dalam CR3-H, maka Z dikatakan memiliki efek + I
(efek pendorong electron / electron-repelling / electron-releasing). Contoh
gugus dan atom yang memiliki efek + I: (CH3)3C-, (CH3)2CH-,
CH3CH2-, CH3-.
Efek Mesomeri (efek
resonansi/konjugasi)
Distribusi
electron dapat terjadi dalam rantai karbon tak jenuh, khususnya dalam system
terkonjugasi, melalui orbital π. Contohnya adalah gugus karbonil, tidak dapat
hanya digambarkan dengan struktur sederhana (a) saja, maupun dengan dipole (b)
yang diperoleh dari pergeseran electron π. Struktur yang sebenarnya adalah (c),
yaitu suatu hybrid dari (a) dan (b) yang merupakan bentuk kononikal. Efek
induksi juga dapat terjadi, seperti ditunjukan pada (c), namun efek induksi
akan sangat kecil dibandingkan dengan efek mesomeri sebab electron σ kurang
dapat terpolarisasi dan oleh karenanya kurang siap untuk bergeser daripada
electron π.
Jika gugus C=O terkonjugasi dengan C=C, polarisasi
di atas dapat diteruskan lebih lanjut oleh electron π, contohnya:
Delokalisasi
terjadi, sehingga pada C3 terjadi kekurangan electron, begitu
jugan dengan C1. Perbedaan antara transmisi dengan system
terkonjugasi ini dengan efek indutif dalam suatu system jenuh adalah bahwa di
sini efek kekurangan electron disebabkan oleh transmisi tersebut, dan polaritasnya
bergantian antara atom karbon yang berdekatan.
Stabilisasi
dapat terjadi dengan delokalisasi ion bermuatan positif atau negative dengan
orbital π
Stabilisasi
anion penoksida (2), dengan delokalisasi muatannya dengan delokalisasi orbital
π pada inti, hal ini menyebabkan fenol bersifat asam (fenol lebih asam dari
alcohol tetapi lebih rendah dari asam karboksilat)
Efek
mesomerik, mirip dengan efek induksi, efeknya terpolarisasi secara ermanen
dalam keadaan dasar molekul, dan oleh karena itu dinyatakan dalam sifat fisika
senyawanya. Mesomeri hanya dapat terjadi pada senyawa tak jenuh, namun efek
induktif dapat terjadi pada senyawa jenuh maupun tak jenuh. Efek induksi hanya
terbatas pada jarak yang terbatas, sedangkan efek mesomeri dapat terjadi
sepanjang molekul masih menyediakan system terkonjugasi.
Pada
tabel berikut ini diuraikan beberapa gugus yang bersifat penarik dan pendorong
electron dan gugus yang dapat menimbulkan efek mesomerik.
sumber:
https://www.scribd.com/doc/146670056/resonansi-efek-induksi
Trimakasih...
BalasHapusMaterinya sangat bermanfaat...
Trimakasih...
BalasHapusMaterinya sangat bermanfaat...
Thanks, sangat membantu
BalasHapusTerimakasih,materinya sangat membantu
BalasHapusTapi saya mau bertanya apakah efek induksi sama dengan efek Medan ??
terimakasih, materinya sangat membantu
BalasHapusterimakasih... isi blognya sangat membantu referensi saya
BalasHapusTerimakasih materinya sangat bermanfaat. Dan lebih baik contoh" senyawanya diperbanyak
BalasHapusTerimakasih , materi yang anda sajikan sangat membantu
BalasHapusThanks untuk materinya, sangat bermanfaat untuk ksmi generasi selanjutnya
BalasHapusTerima kasih untuk materinya, sangat bermanfaat. Saya ingin bertanya apa hubungan efek induksi dan mesomeri? mohon penjelasannya,Terima kasih
BalasHapusTerima kasih atas penjelasannya sangat bermanfaat
BalasHapusTerimakasih atas materinya,sangat membantu
BalasHapus