Total Sintesis Senyawa Mitomycin
Mitomycins
merupakan keluarga dari produk alami mengandung aziridine yang diisolasi dari
Streptomyces caespitosus atau Streptomyces lavendulae. Secara umum, biosintesis
semua mitomycins melalui hasil kombinasi 3-amino-5-hidroksibenzoat asam (AHBA),
D-glukosamin, dan karbamoil fosfat, untuk membentuk inti mitosane, diikuti
dengan langkah-langkah tertentu. Kunci menengah, AHBA, adalah prekursor umum
untuk obat antikanker lainnya, asrifamycin dan ansamycin.
Dalam subtilis
bakteri Bacillus, mitomycin C menginduksi kompetensi untuk transformasi.
transformasi alam adalah proses transfer DNA antara sel-sel, dan dianggap
sebagai bentuk interaksi seksual bakteri. Dalam lalat buah Drosophila
melanogaster, paparan mitomycin C meningkatkan rekombinasi saat meiosis, tahap
kunci dari siklus seksual. Dalam thaliana Arabidopsis tanaman, strain mutan
cacat dalam gen yang diperlukan untuk rekombinasi selama meiosis dan mitosis
hipersensitif terhadap pembunuhan oleh mitomycin C. Ia telah mengemukakan dari
temuan terkait lainnya, dapat dijelaskan oleh gagasan bahwa selama proses
seksual di prokariota (transformasi) dan eukariota (meiosis) crosslinks DNA dan
kerusakan lainnya diperkenalkan oleh mitomycin C dikeluarkan oleh perbaikan
rekombinasi.
Mitomycin C
baru-baru ini ditemukan memiliki aktivitas yang sangat baik terhadap fase diam
dan terhadap persisters diciptakan oleh Borrelia burgdorferi, agen penyebab
penyakit Lyme.
Gambar 1 Mitomycin A dan C |
Namun, kali ini yang
akan dijelaskan adalah " Sintesis Senyawa mitomycin di
laboratorium dengan menggunakan pendekatan kishi, dimana pada pendekatan kishi
ini menyatakan bahwa mitomycin dapat disintesis menggunakan precursor sederhana
awalnya orto-dimetoksi toluene. Berikut ini adalah mekanisme reaksi pendekatan
kishi senyawa mitomycin :
Gambar 2 Pembentukan Senyawa Para alil dimetoksi toluena |
Pada tahap I Orto
dimetoksi Toulena salah satu karbonnya bereaksi dengan dikloro metoksi metana
sehingga terikat di atom C nomor 4 . TiCl4 disini bertindak
sebagai katalis asam (Akseptor elektron Cl,mengikat 4 Cl). Terjadi delokalisasi
pada gugus metoksi yang merupakan pengarah orto-para sehingga substituen
dikloro metoksi metana tersubstitusi orto. Selanjutnya Cl akan lepas karna
adanya katalis TiCl4 sehingga menyebabkan O menjadi rangkap dan
akan mendesak metil lepas dan terbentuk aldehid.
Pada tahap II
digunakan reagen mCPBA (metacloroperoksibenzoit acid) yang merupakan reagen
yang mudah menjadi radikal. Oleh karena itu O bisa masuk karena ada H O
(radikal), terletak diposisi meta karena mudah untuk disubstitusi.
Pada tahap III
terjadi 3 step yaitu yang pertama menggunakan reagen NaOMe, yang kedua
menggunakan reagen MeOH yang menghasilkan senyawa ester dan yang ketiga
menggunakan air untuk menghidrolisis ester dan menghasilkan gugus hidroksi atau
senyawa orto-dimetoksi meta-hidroksi toluene.
Pada tahap IV
terjadi reaksi substitusi elektrofilik dari 3-bromo-1-propena, H yang terikat
pada O akan berikatan dengan Br- sehingga propena akan
tersubstitusi pada O.
Pada tahap V
terjadi delokalisasi membentuk keton yang selanjutnya terjadi reaksi reduksi
menghasilkan senyawa Para alil dimetoksi Toluena. Para alil dimetoksi Toluena
selanjutnya mengalami reaksi intermediate aromatik dengan reaksinya sebagai
berikut :
Gambar 3 reaksi intermediate aromatik Para alil dimetoksi Toluena
|
· · Tahap 6
Gambar 4 reaksi pembentukan senyawa para alil diketon metoksi toluena |
· Tahap 7
Pada tahap ini,
digunakan Zn sebagai reduktor
· Tahap 8
Tahap pembentukan senyawa diatas melalui 3 step
(3 langkah) dengan menggunakan BnBr, K2CO3 (DME/DMF)
dan kemudian direfluks untuk memisahkan pelarutnya.
· Tahap 9 dan 10
Pada tahap ini, dimasukkan N-benzilamin (Bn)
yang berfungsi sebagai gugus pelindung pada hidroksi.
kenapa dipilih N-benzilamin (Bn) sebagai gugus pelindung pada hidroksi?
BalasHapusN-benzilamin dipilih karena dapat melindungi gugus hidroksi secara spesifik pada lokasi yang kita inginkan
HapusMytomicin bsa kah digunakan sebgai reagen?
BalasHapusmitomicyn itu merupakan produk yang ingin kita sintesis karena Mitomycin C baru-baru ini ditemukan memiliki aktivitas yang sangat baik terhadap fase diam dan terhadap persisters diciptakan oleh Borrelia burgdorferi, agen penyebab penyakit Lyme.
HapusMytomicin bsa kah digunakan sebgai reagen?
BalasHapuspada reaksi pembentukan senyawa intermediet tahap 1 menggunakan katalis TiCl2. nah bisakah katalis tersebut diganti dengan yang lain? dan bagaimana sifat dari katalis tsb dalam reaksi?
BalasHapusbisa saja apabila katalis yang digunakan juga memiliki sifat yang serupa. katalis yang mampu menrik atom H sehingga terbentuklah muatan positif pada cincin A
Hapuspada reaksi pembentukan senyawa intermediet tahap 1 menggunakan katalis TiCl2. nah bisakah katalis tersebut diganti dengan yang lain? dan bagaimana sifat dari katalis tsb dalam reaksi?
BalasHapusbisa saja apabila katalis yang digunakan juga memiliki sifat yang serupa. katalis yang mampu menrik atom H sehingga terbentuklah muatan positif pada cincin A
Hapusapakah perbedaan mitomycin A dan mitomycin C?
BalasHapusperbedannya adalah posisi sterik gugus metilnya yang menghadap depan dan menghadap belakang
Hapusmanakah yang lebig reaktif antara mitomicin A dan mitomicin C ?
BalasHapusmitomicin A lebih reaktif
Hapusbagaimana siklisasi yang terjadi pada sintesis mytomycin ini?
BalasHapussiklisasi terjadi akibat proses diel elderse
Hapusgugus pelindung apa yang digunakan dalam mensintesis senawa ini?
BalasHapus