Rabu, 26 April 2017

Total Sintesis Senyawa Mitomycin

Total Sintesis Senyawa Mitomycin


Mitomycins merupakan keluarga dari produk alami mengandung aziridine yang diisolasi dari Streptomyces caespitosus atau Streptomyces lavendulae. Secara umum, biosintesis semua mitomycins melalui hasil kombinasi 3-amino-5-hidroksibenzoat asam (AHBA), D-glukosamin, dan karbamoil fosfat, untuk membentuk inti mitosane, diikuti dengan langkah-langkah tertentu. Kunci menengah, AHBA, adalah prekursor umum untuk obat antikanker lainnya, asrifamycin dan ansamycin.
Dalam subtilis bakteri Bacillus, mitomycin C menginduksi kompetensi untuk transformasi. transformasi alam adalah proses transfer DNA antara sel-sel, dan dianggap sebagai bentuk interaksi seksual bakteri. Dalam lalat buah Drosophila melanogaster, paparan mitomycin C meningkatkan rekombinasi saat meiosis, tahap kunci dari siklus seksual. Dalam thaliana Arabidopsis tanaman, strain mutan cacat dalam gen yang diperlukan untuk rekombinasi selama meiosis dan mitosis hipersensitif terhadap pembunuhan oleh mitomycin C. Ia telah mengemukakan dari temuan terkait lainnya, dapat dijelaskan oleh gagasan bahwa selama proses seksual di prokariota (transformasi) dan eukariota (meiosis) crosslinks DNA dan kerusakan lainnya diperkenalkan oleh mitomycin C dikeluarkan oleh perbaikan rekombinasi.
Mitomycin C baru-baru ini ditemukan memiliki aktivitas yang sangat baik terhadap fase diam dan terhadap persisters diciptakan oleh Borrelia burgdorferi, agen penyebab penyakit Lyme.
Gambar 1 Mitomycin A dan C

Namun, kali ini yang akan dijelaskan adalah " Sintesis Senyawa mitomycin  di laboratorium dengan menggunakan pendekatan kishi, dimana pada pendekatan kishi ini menyatakan bahwa mitomycin dapat disintesis menggunakan precursor sederhana awalnya orto-dimetoksi toluene. Berikut ini adalah mekanisme reaksi pendekatan kishi senyawa mitomycin :



Gambar 2 Pembentukan Senyawa Para alil dimetoksi toluena

Pada tahap I Orto dimetoksi Toulena salah satu karbonnya bereaksi dengan dikloro metoksi metana sehingga terikat di atom C nomor 4 . TiCl4  disini bertindak sebagai katalis asam (Akseptor elektron Cl,mengikat 4 Cl). Terjadi delokalisasi pada gugus metoksi yang merupakan pengarah orto-para sehingga substituen dikloro metoksi metana tersubstitusi orto. Selanjutnya Cl akan lepas karna adanya katalis TiClsehingga menyebabkan O menjadi rangkap dan akan mendesak metil lepas dan terbentuk aldehid.
Pada tahap II digunakan reagen mCPBA (metacloroperoksibenzoit acid) yang merupakan reagen yang mudah menjadi radikal. Oleh karena itu O bisa masuk karena ada H O  (radikal), terletak diposisi meta karena mudah untuk disubstitusi.
Pada tahap III terjadi 3 step yaitu yang pertama menggunakan reagen NaOMe, yang kedua menggunakan reagen MeOH yang menghasilkan senyawa ester dan yang ketiga menggunakan air untuk menghidrolisis ester dan menghasilkan gugus hidroksi atau senyawa orto-dimetoksi meta-hidroksi toluene.
Pada tahap IV terjadi reaksi substitusi elektrofilik dari 3-bromo-1-propena, H yang terikat pada O akan berikatan dengan Brsehingga propena akan tersubstitusi pada O.
Pada tahap V terjadi delokalisasi membentuk keton yang selanjutnya terjadi reaksi reduksi menghasilkan senyawa Para alil dimetoksi Toluena. Para alil dimetoksi Toluena selanjutnya mengalami reaksi intermediate aromatik dengan reaksinya sebagai berikut :
Gambar 3  reaksi intermediate aromatik Para alil dimetoksi Toluena

·        ·         Tahap 6

Gambar 4 reaksi pembentukan senyawa para alil diketon metoksi toluena
 ·         Tahap 7
Pada tahap ini, digunakan Zn sebagai reduktor

 ·         Tahap 8

Tahap pembentukan senyawa diatas melalui 3 step (3 langkah)  dengan menggunakan BnBr, K2CO(DME/DMF) dan kemudian direfluks untuk memisahkan pelarutnya.

 ·         Tahap 9 dan 10
Pada tahap ini, dimasukkan N-benzilamin (Bn) yang berfungsi sebagai gugus pelindung pada hidroksi. 

16 komentar:

  1. kenapa dipilih N-benzilamin (Bn) sebagai gugus pelindung pada hidroksi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. N-benzilamin dipilih karena dapat melindungi gugus hidroksi secara spesifik pada lokasi yang kita inginkan

      Hapus
  2. Mytomicin bsa kah digunakan sebgai reagen?

    BalasHapus
    Balasan
    1. mitomicyn itu merupakan produk yang ingin kita sintesis karena Mitomycin C baru-baru ini ditemukan memiliki aktivitas yang sangat baik terhadap fase diam dan terhadap persisters diciptakan oleh Borrelia burgdorferi, agen penyebab penyakit Lyme.

      Hapus
  3. Mytomicin bsa kah digunakan sebgai reagen?

    BalasHapus
  4. pada reaksi pembentukan senyawa intermediet tahap 1 menggunakan katalis TiCl2. nah bisakah katalis tersebut diganti dengan yang lain? dan bagaimana sifat dari katalis tsb dalam reaksi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa saja apabila katalis yang digunakan juga memiliki sifat yang serupa. katalis yang mampu menrik atom H sehingga terbentuklah muatan positif pada cincin A

      Hapus
  5. pada reaksi pembentukan senyawa intermediet tahap 1 menggunakan katalis TiCl2. nah bisakah katalis tersebut diganti dengan yang lain? dan bagaimana sifat dari katalis tsb dalam reaksi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa saja apabila katalis yang digunakan juga memiliki sifat yang serupa. katalis yang mampu menrik atom H sehingga terbentuklah muatan positif pada cincin A

      Hapus
  6. apakah perbedaan mitomycin A dan mitomycin C?

    BalasHapus
    Balasan
    1. perbedannya adalah posisi sterik gugus metilnya yang menghadap depan dan menghadap belakang

      Hapus
  7. manakah yang lebig reaktif antara mitomicin A dan mitomicin C ?

    BalasHapus
  8. bagaimana siklisasi yang terjadi pada sintesis mytomycin ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. siklisasi terjadi akibat proses diel elderse

      Hapus
  9. gugus pelindung apa yang digunakan dalam mensintesis senawa ini?

    BalasHapus